4 Alasan Staycation jadi Favorite Milenial

Staycation jadi Favorite Milenial
Staycation jadi Favorite Milenial

Staycation sekarang jadi salah satu trend liburan yang banyak digemari generasi milenial. Datang dari kata stay dan vacation, istilah ini mengacu pada konsep singkat dengan habiskan waktu di penginapan, seperti hotel, apartemen, atau vila dengan sarana tertentu yang memikat atau mencukupi dalam menjawab keperluan berlibur singkat.

Awalnya, ide staycation lahir di saat krisis keuangan tahun 2008 di Amerika Serikat. Waktu itu, banyak warga Negeri Paman Sam yang mau tak mau membatasi pengeluarannya, terhitung anggaran biaya untuk berlibur.

Dengan kebatasan itu, mereka tidak sanggup berekreasi ke luar negeri dan mulai cari langkah untuk liburan di wilayah di tempat yang selanjutnya dikenali dengan istilah staycation.

Trend berlibur ini makin mengalami perkembangan dan menebar ke berbagai negara, terhitung ke .

Semenjak 2019, trend staycation di Indonesia termasuk mengalami kenaikan yang cepat apa lagi pada tahun ini saat Pandemi Covid-19 menerpa. Warga pilih staycation dan masih tetap jaga kebersihan dengan tidak pergi jauh.

Batam Tourism Polytechnic (BTP), salah satunya politeknik swasta terbaik di bagian yang berbasiskan di Batam, Kepulauan Riau menulis ada empat Faktor yang membuat staycation jadi pilihan langkah liburan untuk angkatan milenial dan trend hospitality.

Langkah liburan dan praktis

Angkatan milenial dengan kebatasan budget berlibur pilih staycation sebagai langkah liburan yang lebih hemat, dibanding harus berekreasi ke luar kota.

Dengan biaya kisaran beberapa ratus ribu, mereka bisa rasakan pengalaman baru, sekalian nikmati sarana yang disiapkan fasilitas penginapan.

Tidak memerlukan persiapan yang sulit, perlu bawa dua sampai tiga potong pakaian. Pemesanan fasilitas juga bisa dilaksanakan secara tiba-tiba, dimulai dari 2-3 hari, sampai beberapa saat sebelumnya.

Milenial identik dengan masa cuti terbatas

Milenial sama dengan kehidupan produktif yang dipenuhi oleh tuntutan tugas atau pendidikan. Ini juga berpengaruh pada kurangnya saat liburan sampai cuti yang singkat.

Hadapi hal itu, angkatan milenial tidak habis akal. Mereka pilih berlibur singkat di penginapan saat jadwal kosong, seperti akhir minggu atau liburan nasional.

Jalan keluar di tengah kehidupan supersibuk kaum urban

Lewat staycation selama satu sampai dua hari, mereka bisa rasakan situasi berlainan yang ditawarkan hotel dan fasilitas yang lain, dan nikmati beragam sarana yang lain, seperti spa, kolam renang, atau sekadar istirahat di kamar hotel.

Milenial ingin tingkatkan keberadaan diri di sosial media

Tidak bisa dipungkiri, kedatangan sosial media ikut bawa perubahan pada pola konsumsi hotel pada angkatan milenial.

Dahulu, hotel dan fasilitas penginapan memiliki sifat sangat fungsional dan umum dipakai sebagai tempat transit.

Di saat ini, kedatangan milenial di beberapa hotel dan fasilitas lainnya sekarang didorong beragam motif dan arah. Satu diantaranya untuk tingkatkan eksistensi diri di sosial media.

Dibalik itu semua, tren staycation ala milenial yang booming sekarang ini memberikan sebuah pergeseran pola konsumsi yang paling berarti.

Milenial mulai mengetahui jika cara yang paling bijak dalam memakai uang bukan mengenai handphone, baju, atau benda apa yang telah dibeli; tetapi pengalaman baru apa yang dibeli dan didapatkan.