7 Tips Aman Traveling Bersama Anak-anak yang Belum Vaksinasi

Traveling Bersama Anak

Diketahui bahwa meningkatnya kasus infeksi Covid-19 dikarenakan masih banyak yang belum divaksinasi. Anak-anak termasuk ada di antaranya, karena belum ada peruntukan vaksin bagi yang berumur di bawah 12 tahun.

Hampir semua anak-anak belum menerima vaksin Corona. Agar liburan tetap aman, traveler bisa menyimak kiat-kiatnya berikut ini.

Dilansir CNN, risiko penularan Covid-19 dalam liburan amat ditentukan oleh tujuan, siapa kontak dekatnya, dan apa yang akan Anda lakukan di sana.

Berikut 7 tips aman liburan bersama anak:

1. Seberapa besar risiko Covid-19 bagi anak-anak?

Ketika memikirkan Covid-19 dan anak-anak yang ngga divaksinasi, dua tipe risiko harus dipertimbangkan, yakni risiko segera untuk anak dan risiko penularan ke orang lain.

Kebanyakan anak-anak memang tak memiliki penyakit berat sebagai penyerta Covid-19 dan kasus meninggal pun jauh lebih jarang. Tetapi kasus itu tetap ada dan beberapa anak juga menderita Covid-19 berkepanjangan.

Jadi ketika risikonya rendah untuk anak-anak, penularan ke anak-anak dan orang dewasa yang tidak divaksinasi masih menjadi perhatian serius.

2. Apakah perjalanan darat lebih aman daripada terbang?

Traveling membuat seseorang akan lebih sering bertemu orang lain. Artinya, keadaan ini juga meningkatkan kemungkinan terpapar Covid-19.

Saat terbang, Anda akan bertemu berjenis-jenis orang dari bermacam-macam belahan dunia saat ada di bandara maupun pesawat. Untungnya, ngga ada kasus penyebaran ada di dunia penerbangan.

Secara umum, bepergian dengan mobil cenderung lebih aman. Karena, paparannya akan terbatas pada tempat istirahat.

3. Bagaimana destinasi wisata memengaruhi risiko?

Salah satu faktor risiko yang perlu dipertimbangkan adalah tingkat kasus Covid-19 di destinasi wisata yang dituju. Ketika kasus meningkat maka tingkat paparannya pun akan terbilang tinggi.

Dalam beberapa pekan terakhir, tingkat infeksi Covid-19 tertinggi terlihat di komunitas dengan tingkat vaksinasi terendah. Salah satu cara untuk menilai risiko tujuan tertentu sudah aman adalah dengan membandingkan tingkat Covid-19 dan vaksinasi terbaru di tujuan tersebut.

4. Acara pertemuan seperti apa yang aman saat ini?

Ketika orang bepergian, mereka bersentuhan dengan orang asing, teman, dan keluarga besar yang tidak akan mereka temui di rumah. Interaksi inilah yang oleh ahli epidemiologi disebut pencampuran, meningkatkan kemungkinan orang terpapar SARS-CoV-2.

Jadi, semakin lama Anda bertemu orang asing non serumah, maka semakin tinggi paparan Corona. Jika mereka yang berinteraksi sudah divaksinasi maka risikonya akan sangat rendah dan sebaliknya.

5. Jenis kegiatan apa yang aman?

Intinya, kegiatan di luar ruangan akan lebih aman. Jika di dalam ruangan, virus Corona dapat melayang selama beberapa waktu.

Yang jadi perhatian adalah komunikasi intens yang lama ketika berada di luar ruangan. Duduk selama beberapa jam di stadion atau festival musik dapat berisiko, terutama jika tidak mengenakan masker dan tingkat vaksinasinya masih rendah.

Untuk anak-anak yang bermain bersama, aktivitas seperti gulat di rumput masih kurang aman dibanding bermain sepak bola atau melempar cakram.

6. Langkah-langkah apa yang dapat menurunkan risiko infeksi?

Tidak ada keputusan tepat dalam pertanyaan ini. Karena, bepergian pasti meningkatkan paparan pada anak-anak dan orang dewasa yang tidak divaksinasi.

Penting untuk diingat bahwa vaksinasi hanyalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko. Lainnya adalah disiplin memakai masker jika di dalam ruangan.

Saat bepergian bersama, anggota keluarga harus mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk mencegah penularan virus Corona.

Untuk yang terakhir

Jika tidak penting dan mendesak sekali, sebaiknya dirumah saja. Kalaupun ingin berwisata selalu patuhi protokol dan 6 tips aman berwisata bersama anak diatas.