Angka kematian 841 ekor dugong itu tentu saja memecahkan rekor sebelumnya yang tercatat di tahun 2013, yaitu sebanyak 830 ekor dugong. Saat itu, penyebabnya diduga karena merebaknya populasi alga merah yang beracun.
Untuk kasus tahun 2021, penyebab kematian ratusan dugong itu diduga karena kelaparan. Mereka kehilangan sumber makanan utamanya, yaitu rumput laut yang jumlahnya makin sedikit di alam liar.
“Tingkat kematian dugong ini belum pernah terjadi sebelumnya, diduga karena kelaparan sepanjang musim semi dan dingin di pesisir Atlantik,” ungkap Florida Fish Wildlife Research Institute dalam pernyataannya, dikutip dari 9News, Kamis (15/7/2021).
“Kebanyakan kematian terjadi di bulan-bulan dingin, ketika dugong bermigrasi dan melewati Indian River Lagoon, dimana mayoritas rumput laut yang jadi makanan mereka mati,” dia menambahkan.
Beberapa ahli Biologi meyakini, polusi air jadi salah satu penyebab menghilangnya populasi rumput laut yang jadi makanan dugong.
Jumlah dugong yang mati sebanyak itu tentu saja membuat para ilmuwan di sana khawatir. Mereka pun mendorong agar dugong dimasukkan lagi ke dalam daftar satwa yang rawan punah alias Endangered.
Dugong memang pernah dimasukkan ke dalam daftar satwa Endangered oleh pemerintah federal AS, namun pada tahun 2017 statusnya diturunkan menjadi Threatened alias hanya terancam saja.