Fenomena Blue Moon akan Menghiasi Langit Indonesia Malam Ini

Fenomena Blue Moon
Fenomena Blue Moon

Tepat Minggu malam nanti (22/8), akan terjadi fenomena Blue Moon. Bisa disaksikan ada di langit Indonesia.

Bulan biru atau Blue Moon akan menerangi langit Indonesia, pada Minggu (22/8) malam. Peneliti Pusat Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pussainsa LAPAN) Andi Pangerang menjelaskan, bahwa ada dua definisi terkait Bulan Biru.

Pertama, Bulan Biru Musiman (Seasonal Blue Moon), yaitu Bulan Purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama.

Kemudian yang kedua merupakan Bulan Biru bulanan (Monthly Blue Moon), yakni Bulan Purnama kedua dari salah satu bulan ada di dalam kalender Masehi yang di dalamnya terjadi dua kali Bulan Purnama.

Purnama yang akan terjadi pada Minggu mendatang merupakan Bulan Biru Musiman, istilah Bulan biru dikutip dari salinan Almanak Petani Maine ada di Amerika Serikat edisi 1937 yang sekarang sudah gak berfungsi.

Berdasarkan keterangan ada di laman resmi LAPAN, purnama tersebut dinamakan sebagai Purnama Sturgeon dikarenakan pada bulan Agustus, ikan Sturgeon (ikan penghasil kaviar) ada ke permukaan danau sehingga mudah ditangkap.

Purnama ini juga memiliki nama lain: Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Fenomena Bulan Biru pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016, dan memang fenomena ini terjadi tiga tahun sekali, ia juga akan terjadi kembali pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.

Tidak Benar-benar Biru

Fenomena alam yang akan terjadi pada hari minggu nanti tak akan memperlihatkan Bulan yang memancarkan sinar berwarna kebiruan. Dilansir dari Space, ada di masa lalu, ada keadaan atmosfer yang betul-betul tak biasa, menyebabkan bulan dan matahari tampak kebiruan.

Hal itu disebabkan oleh aerosol antropogenik yang disuntikkan ke atmosfer seperti abu dan debu vulkanik setelah letusan gunung Krakatau pada Agustus 1883, atau asap akibat kebakaran hutan ada di Kanada bagian barat pada September 1950.

Karena hal tersebut, penutur cerita rakyat berkebangsaan Kanada, Philip Hiscock, mengusulkan bahwa penyebutan “Bulan Biru” bermakna bahwa ada hal yang ganjil dan tidak akan pernah terjadi.

Kali ini tak ada hal seperti demikian, jadi purnama yang akan disaksikan pada akhir pekan ini akan terlihat seperti biasanya.

Jarang Terjadi

Bulan Biru Musiman terjadi sedikit lebih jarang daripada Bulan Biru bulanan, dalam 1100 tahun antara 1550 dan 2650, hanya ada 408 Bulan Biru Musiman sedangkan Bulan Biru Bulanan ada 456.

Dengan demikian, Bulan Biru, baik Musiman atau Bulanan hanya terjadi kira-kira setiap dua atau tiga tahun.

Sedangkan untuk Bulan Biru, yang benar-benar memancarkan cahaya biru, kemunculannya sangatlah langka.

Gak ada hubungannya dengan kalender, fase Bulan atau jatuhnya musim, melainkan akibat dari kondisi atmosfer. Hanya abu vulkanik, droplet di udara, atau variasi awan tertentu dapat menyebabkan Bulan Purnama tampak kebiruan.